03.31 am WITa
Kamis, 261109 @ Handil Bhakti
satu soalku berdesir
seraya menyisir
Jawab yang terisolir
Dalam tenangnya, dia menafsir
: Aku
tersebarlah pikir
dalam bombardir
tanya-tanya terus hadir
hingga kumeringkuk
isi cangkirku belum cukup
hausku kian mengerik, aku bergidik
mecari bantuan carik
tuk menemukan larik-larik
dengan pekik
aku berisik
"Apa beda sajak dan puisi ?"
: dia
sang Amir
tanpa cibir
terus mengukir
pahatan pada cangkir si anak
sekaligus menuang terik
sebagai isi yang menarik
untuk ditelisik
"Sajak adalah Kehidupan,
Puisi adalah Kita"
4.03 am WITa,
sahur,
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar