Kapal itu merapat setelah labuh semalam
Bawa bagian rezekiku
Rombongan makelar menyerbu
Menimang rayu
Sedikit tipu
Meminang laku
Beruntungnya aku
Satu
Keranjang penuh tampungan rezekiku
Diunduh dari lambung kapal
Diarak menuju perkumpulan
Tergopoh menerawang bakal rezeki di situ
Tumpah ruah
Dua
Permintaan dan penawaran beradu
Beragam tampilan ini itu
Bau keringat dan amis mengikat jadi satu
Tersisipi satu rezekiku di situ
Tiga
Empat, Lima, Enamku hilang
Aku keburu diburu penunggu
Hingga payahku
Mendudukan tahtaku di atas ampar batu
Menghitung rezekiku
“Alhamdulillah akan kulihat ada senyum wajah emak,
Setelah abah tak jua pulang menunggu laut”
5.07 pm WITa, 04102010
Jumat, 08 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar