dari sela dedaunan yang menggeliat digelitik angin
ada sekelebat bayang terbentuk dari pantulan sinar rembulan
dia datang, perempuan pemuja bulan
sedari bulan dilahirkan, hingga bulan kembali mengandung penuh
berputar, selalu bersama malam dia datang ..
mengutarakan mimpinya
bertualangan ke dunia khayal dalam pikirannya
kadang dia tersenyum, kadang dia menangis
memainkan nuansa pada sepasang mata bola biru muda
sampai dia bosan dan semua rasa tertumpah menjadi renungan ..
bersama senyap menyelami malam
diperhatikan bulan, dipertanyakan bintang
apa gerangan yang ia risaukan
"tak bosankah dia pada rembulan yang masih tegak bertengger di sana
kecuali mendung menjadi penampil utama bersama kelam jelaga?
tak takutkah dia pada lolongan serigala pemintal nafsu yang dahaga?
tak rapuhkah dia saat ditusuk dinginnya udara yang menyerta?
tidakkah dia ..."
ah perempuan pemuja bulan
usahlah kau habiskan masa berlutut di sana
memejamkan mata seraya menikmati reka-reka
melahirkan anak kristal dari rahim perasa ..
cukuplah hai perempuan di sana!
bangkitlah, hadapi dunia!
ada mentari, ada pelangi, ada hujan ..
ada semesta yang harus kau telusuri tanpa meraba dunia pikirmu
hai perempuan pemuja bulan,
ada Tamu ingin memujamu ..
berpalinglah dan temui dia,
si ASA yang berpendar dari hatimu, walaupun kau gemetar, memudar ..
rembulan ingin pulang pada pelukan masa
fajar menggarang ..
kau usahlah turut terbenam
Larilah!
susur jejak-jejak masa yang tak pernah hilang
atau berjalanlah! buat jejakmu benderang ..
meminta rembulan ..
Minggu, 03 Oktober 2010
Langganan:
Postingan (Atom)